ANALISIS SEMIOTIKA DAN RIVIEW 20 JURNAL IKLAN
TUGAS KELOMPOK "JURNAL SEMIOTIKA PADA IKLAN"
Membicarakan tentang brand sirup di Indonesia tentunya banyak. Dari masa ke masanya pasti selalu ada brand sirup yang muncul. Brand sirup apa sajakah yang diketahui? Pastinya banyak orang menjawabnya dengan beragam brand sirup. Lalu bagaimana jika pertanyaannya diganti menjadi brand sirup apa yang iklannya muncul menjelang bulan Ramadhan? Semua orang jawabnya mungkin seragam yaitu Iklan sirup marjan.
Sirup marjan adalah salah satu brand sirup yang terkenal di negeri ini, sejak awal kemunculannya brand sirup marjan ini cukup menarik produknya dimana sirupnya lebih kental yang saat itu masih diramaikan dengan produk sirup yang lebih cair seperti sirup ABC yang saat itu cukup populer di masanya. Awalnya sirup marjan tidak terlalu dikenal, namun lambat laun produk sirup marjan dikenal oleh banyak orang karena keberhasilannya dalam penempatan marketingnya sehingga bisa membangun citra yang mudah di ingat oleh banyak orang.
Penempatan iklan sirup marjan memang cukup unik, dimana iklannya serikali muncul sebelum bulan puasa tiba. Biasanya iklan sirup marjan seringkali curi start dimana iklan bertema ramadhan lainnya belum muncul, iklannya sirup marjan malah sudah muncul duluan. Penempatan iklan yang tidak lazim inilah yang membuat iklan sirup marjan begitu mudah di ingat oleh banyak orang terutama mereka yang menonton acara televisi. Dengan rutinnya muncul iklan sirup marjan dari sebelum ramadhan hingga masa-masa lebaran inilah namanya begitu melekat di masyarakat hingga muncul meme sirup marjan di internet.
Strategi marketing sirup marjan ini bisa dibilang berhasil, hal ini ditandai denagn populernya nama brand sirup marjan di mata masyarakat. Brand sirup marjan berhasil membangun citranya sendiri dan punya ciri khasnya sendiri, keberhasilannya tak lepas dari pemanfaatan seasonal marketing dan pemanfaatan momentum ramadhan yang dimana konsumsi makanan dan minuman begitu meningkat. Penempatan iklan menjelang bulan puasa inilah membuat masyarakat tertarik untuk membicarakannya sehingga secara tidak langsung telah membantu mempopulerkan brand sirup marjan itu sendiri. Teknik Word of Mouth atau WOM ini berhasil membuat brand sirup marjan punya citranya sendiri di masyarakat sebagai produk yang iklannya selalu rutin muncul menjelang bulan ramadhan tiba.
Kemampuannya dalam marketing dan pembuatan iklannya yang menarik tetap bisa diimbangi dengan kualitas produknya yang bisa bersaing dengan produk serupa lainnya dipasaran. Keberhasilan sirup marjan di pasaran ini ditandai dengan keberhasilannya menguasai pasaran, hal ini berdasarkan sumber dari website top brand dimana produk brand sirup marjan hampir menguasai hampir setengah pasar produk sirup dengan pangsa pasar 49,1% yang diikuti dengan brand sirup ABC di posisi kedua dengan pangsa pasar sebesar 28,2%. Dari produk sirup marjan ini kita bisa belajar bahwa pemanfaatan mometum yang tepat bisa membuat sebuah feedback yang baik dimana produk bisa semakin terkenal di pasaran dan menguasai pasaran. Demikian paparan tulisan ane kali ini, bagaimana pendapat agan dan sista? silahkan sampaikan di kolom komentar dan sampai jumpa di tulisan selanjutnya.
0.2 METODE PENELITIAN
1. Pendekatan dan Jenis Penelitian
Penelitian ini menggunakan jenis penelitian yang bersifat deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Metode deskriptif dimaksudkan untuk eksplorasi dan klarifikasi mengenai suatu fenomena atau kenyataan sosial, dengan jalan mendeskripsikan sejumlah variabel yang berkenaan dengan masalah dan unit yang diteliti.Dengan menggunakan metode analisis semiotika model Roland Barthes. Metode analisis semiotika digunakan untuk menemukan makna tanda termasuk hal-hal yang tersembuyi dibalik tanda (teks, iklan, berita). Data ini bersumber dari iklan sirup Marjan edisi Ramadhan 1442 H dengan cara mengunduh melalui website Youtube.com. data sekunder diperoleh dari buku, jurnal, artikel, serta internet, dan lain-lain.
2. Objek Penelitian
Objek dalam penelitian ini adalah iklan produk sirup Marjan edisi Ramadhan 1442 H yang tayang di media elektronik sebagai iklan audio visual
3.1 Teori Semiotika Roland Barthes
Semiotika adalah ilmu tentang tanda, istilah semiotika berasal dari bahasa yunani yang berarti “tanda” secara etimologi, semiotika dihubungkan dengan kata sign, signal. Tanda ada dimana-mana dan digunakan dalam kehidupan sehari-hari manusia. Pokok pembahasan semiotika adalah tanda, dimana tanda memiliki ciri khusus yang utama. Tanda harus diamati atau ditangkap maknanya, tanda harus menunjuk pada sesuatu yang lain. Memunculkan makna dari tanda dan hubungan-hubungan tanda merupakan kunci dari analisis semiotika. Pada kenyataannya kebudayaan adalah tanda. Manusia hidup penuh dengan tanda dan manusia pun termasuk bagian dari tanda itu sendiri. Tanda tersebut kemudian dipelihara dan dimaknai sebagai sesuatu yang nyata dalam memahami kehidupan. Manusia melalui kemampuan berfikirnya berupaya untuk berinteraksi dengan menggunakan tanda sebagai alat untuk berbagi tujuan, salah satu tujuan tersebut adalah untuk berkomunikasi dengan orang lain sebagai bentuk adaptasi dengan lingkungan
3.1 Hasil Analisis
Seperti iklan sirup Marjan yang sebelumnya dimana sirup Marjan menggunakan versi lamanya yakni berupa versi “Ramadhan 2019 kelahiran timun mas” seperti objek dalam penelitian ini untuk memasarkan produknya di masyarakat. Dalam tayangan iklan sirup Marjan edisi Ramadhan 1442 Hini memiliki 3 episode atau 3 seri.Signifier (penanda) dan Signified (petanda). Berikut uraian analisis semiotika dari beberapa scene di Iklan tersebut :
Beberapa scene iklan sirup Marjan
Scane 1
Scane 2
Scane 3
Scane 4
Scane 5
Scane 6
Scane 7
Scane 8
Scane 9
Scane 10
Scane 11
Scane 12
Scane 13
berdasarkan penelitian dalam jurnal “ Iklan Marjan dengan Analisis Semiotika Rolland Barthes”, dapat diambil kesimpulan hasil penelitian yakni:
2. Analisis semiotika Roland Barthes dalam iklan Marjan
b. Makna konotasi pada iklan ini adalah rasa iri hati dan dengki bisa mengubah segalanya menjadi buruk.
c. Makna mitos dari iklan ini adalah harus memiliki hati yang bersih dan tulus untuk menerima segala kekurangan orang lain dan bisa menerima dengan lapang dada dan bersyukur apapun kondisi yang di berikan. Serta harus selalu berusaha untuk melawan kejahatan dengan kebaikan.
REFERENSI
https://youtu.be/rXdjvAEKOqY
Jurnal 1
Jurnal 2
Jurnal 3
Object : Iklan aqua versi ''Temukan Indonesiamu"
Metode : Metode pendekatan kualitatif
Analisis : Identitas budaya yang ditampilkan dalam iklan Aqua menggunakan sejumlah tanda dan makna yang dapat diinterpretasikan oleh masing-masing khalayak yang melihatnya.
Tanda dan makna tersebut bisa diinterpretasikan dengan berbagai elemen yang digunakannya seperti lewat objek fisik budaya seperti atribut yang digunakan, narasi dalam iklan, serta tampilan visual pada iklan.Sebuah tandadapat diiterpretasi secara berbeda tergantung pada individu yang menafsirkannya.
Hal ini terjadi karena pada tahapan proses berfikir terjadi proses signifikansi terhadap suatu tanda yang terdiri dari makna konotasi dan denotasi
Kesimpulan : Adapun kesimpulan dalam iklan ini adalah identitas budaya Indonesia dikonstruksi melalui beberapa tanda visual seperti pakaian, bahasa, serta sikap dan norma.terdapat tiga proses konstruksi yang diungkapkan Berger dan Luckmann.
Pertama, internalisasi yaitu individu melakukan proses penafsiran dan pemahaman dari sebuah makna yang didapat.Diantaranya untuk menunjukkan pakaian tradisional dalam iklan menunjukkan batik, untuk menunjukkan norma sopan santun dalam iklan yaitu dengan representasi bersalaman dan mencium tangan, untuk menunjukkan sifat masyarakat yang ramah yaitu dengan representasi saling menyapa.Momen ekternalisasi tersebut adalah produk yang menjadi realitas objektif, karena pemahaman yang terjadi antara individu dipraktekan semua orang dan menimbulkan keseragaman
Jurnal 4
Jurnal 5
Jurnal 6
Jurnal 7
Jurnal 8
Jurnal 9
Jurnal 10
Jurnal 11
Jurnal 12
Jurnal 13
Jurnal 14
Jurnal 15
Jurnal 16
Jurnal 17
Jurnal 18
Jurnal 19
Jurnal 20
Komentar
Posting Komentar